Sabtu, 01 Agustus 2015

Fenomena Kenaikan Harga Motor Roda Tiga Ber-bak Yang Semakin Meninggalkan Basic Kegunaannya dan Harus hati-hati dengan CAFTA

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 ini sangat dirasakan pengaruhnya oleh para ATPM motor roda tiga yang di belakang ada bak nya. Tahun ini saja salah satu ATPM motor roda tiga ber-bak telah menaikkan harga sebesar Rp 1,7 juta/unitnya padahal saat ini kita masih masuk ke awal semester kedua tahun 2015, mudah-mudahan pada akhir semester ini tidak naik lagi. Harga motor roda tiga saat ini on the road Pulau Jawa berkisar antara Rp 18 jutaan s/d Rp 40 jutaan. Kesan motor serba guna yang dapat digunakan oleh kalangan pedagang kecil dan UKM saat ini agak bergeser. Seiiring dengan kenaikkan harga motor roda tiga maka pasti biaya BBNKB ( Bea Balik Nama Kendaraan Baru)akan disesuaikan juga dimana saat ini Biaya BBNKB motor roda tiga bergantung juga dengan besar kecilnya cc motor (110 cc s/d 500 cc) berkisar antara Rp 2,5 juta s/d Rp 4 jutaan belum lagi ditambah dengan biaya mengurus surat rekom dari Dinas Perhubungan sebelum mengurus BBNKB di Samsat.Rasa-rasanya pemerintah perlu turun tangan untuk mensubsidi harga motor roda tiga ber-bak ini. Sudah saatnya pemerintah ikut berperan di dalam industri ini. Salah satu ATPM telah mencanangkan diri sebagai motor Indonesia namun belum pure karena engine nya masih diimpor, alangkah bahagianya bila sebutan motor Indonesia diiringi dengan industri engine yang pure sudah diproduksi di Inonesia dan oleh putra-putra bangsa Indonesia tercinta ! Kami berdoa dan berharap dengan sangat semoga cepat terealisasi.Kita harus sama-sama memikirkan semakin mahalnya harga motor roda tiga disebabkan oleh faktor-faktor apa saja yang tentunya harus didiskusikan dengan pemerintah entah wakil pemerintah dari perdagangan, perindustrian, ekonomi kreatif ,perhubungan, koperasi,atau yang lainnya. Duduk satu meja dan merumuskan dengan seksama sehingga kita semua tidak kehilangan momen dimana China and Asian Free Trade siap bertanding. Sangat riskan krn pada tahun 1999 Indonesia membuka kran masuknya motor-motor bulit up dari China yang sampai kini masih juga dilakukan impor engine dan beberapa parts item dari motor roda tiga oleh beberapa ATPM motor roda tiga ber bak yang masih bertahan dan eksis di Indonesia. Jangan sampai Indonesia kehilangan momen progress dalam industri motor roda tiga ber bak ini sehubungan dengan akan adanya China and Asian Free Trade. Saat ini pemerintah lebih mementingkan mobil nasional yang beberapa waktu yang lalu malah sudah di rencanakan dengan kerjasama dengan pihak Malaysia. Padahal dalam dunia motor roda tiga yang belakang ada baknya ini masayarakat kayaknya lebih menerimanya dibanding dengan mobil nasional. Kami sebagai orang kecil hanya bisa menyarankan apakah tidak sebaiknya dilakukan kerja sama yang intensif antara pemerintagh dengan China soal motor nasional khususnya motor roda tiga yang ber bak ini. Bagaimana menurut anda?Mohon dicerahkan bila ada yang salah atau tidak jelas terima kasih, salam sukses selalu!

Tidak ada komentar: